Tampilkan postingan dengan label pelajaran kelas 12. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pelajaran kelas 12. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Juli 2013

Direct and Indirect speech|B.INGGRIS

oleh ustadz Zuhri Kamis, 25/07/2013

We often have to give information about what people say or think. In order to do this you can use direct or quoted speech, or indirect or reported speech.
1.Direct Speech / Quoted Speech
Saying exactly what someone has said is called direct speech (sometimes called quoted speech)
Here what a person says appears within quotation marks ("...") and should be word for word.
For example:
She said, "Today's lesson is on presentations."
or
"Today's lesson is on presentations," she said.
2.Indirect Speech / Reported Speech
Indirect speech (sometimes called reported speech), doesn't use quotation marks to enclose what the person said and it doesn't have to be word for word.
When reporting speech the tense usually changes. This is because when we use reported speech, we are usually talking about a time in the past (because obviously the person who spoke originally spoke in the past). The verbs therefore usually have to be in the past too. 
For example:
Direct speech
Indirect speech
"I'm going to the cinema", he said.
He said he was going to the cinema. 


Direct speech

Indirect speech
Present simple
She said, "It's cold."
Past simple
She said it was cold.
Present continuous
She said, "I'm teaching English online."
Past continuous
She said she was teaching English online.
Present perfect simple
She said, "I've been on the web since 1999."
Past perfect simple
She said she had been on the web since 1999.
Present perfect continuous
She said, "I've been teaching English for seven years."
Past perfect continuous
She said she had been teaching English for seven years.
Past simple
She said, "I taught online yesterday."
Past perfect
She said she had taught online yesterday.
Past continuous
She said, "I was teaching earlier."
Past perfect continuous
She said she had been teaching earlier.
Past perfect
She said, "The lesson had already started when he arrived."
Past perfect
NO CHANGE - She said the lesson had already started when he arrived.
Past perfect continuous
She said, "I'd already been teaching for five minutes."
Past perfect continuous
NO CHANGE - She said she'd already been teaching for five minutes.
Modal verb forms also sometimes change:
Direct speech

Indirect speech
will
She said, "I'll teach English online tomorrow."
would
She said she would teach English online tomorrow.
can
She said, "I can teach English online."
could
She said she could teach English online.
must
She said, "I must have a computer to teach English online."
had to
She said she had to have a computer to teach English online.
shall
She said, "What shall we learn today?"
should
She asked what we should learn today.
may
She said, "May I open a new browser?"
might
She asked if she might o
pen a new browser.
!Note - There is no change to; could, would, should, might and ought to.
Direct speech
Indirect speech
"I might go to the cinema", he said.
         He said he might go to the cinema.
Time change
If the reported sentence contains an expression of time, you must change it to fit in with the time of reporting.
For example we need to change words like here and yesterday if they have different meanings at the time and place of reporting.
Today
+ 24 hours - Indirect speech
"Today's lesson is on presentations."
She said yesterday's lesson was on presentations.
Expressions of time if reported on a different day
this (evening)
that (evening)
today
yesterday .../that day
these (days)
those (days)
now
then
(a week) ago
(a week) before
last weekend
the weekend before last / the previous weekend
here
there
next (week)
the following (week)
tomorrow
the next/following day 
                  Last Night                          >  the day before
In addition if you report something that someone said in a different place to where you heard it you must change the place (here) to the place (there).
For example:-
At work
At home
"How long have you worked here?"
She asked me how long I'd worked there.

Adab atau Etika dalam bertamu|AKHLAQ

oleh ustadz Muhammad Rizky kamis,25/07/2013 Pel. Adab akhlaq

Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling mengunjungi atau bertamu, yang dikenal dengan isitilah silaturrahmi oleh kebanyakan masyarakat. Walaupun sesungguhnya istilah silaturrahmi itu lebih tepat (dalam syari’at) digunakan khusus untuk berkunjung/ bertamu kepada sanak famili dalam rangka mempererat hubungan kekerabatan.
Namun, bertamu, baik itu kepada sanak kerabat, tetangga, relasi, atau pihak lainnya, bukanlah sekedar budaya semata melainkan termasuk perkara yang dianjurkan di dalam agama Islam yang mulia ini. Karena berkunjung/bertamu merupakan salah satu sarana untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan terhadap sesama muslim.

 berikut adalah adab-adab ketika bertamu :

1. Beri’tikad Yang Baik
Di dalam bertamu hendaknya yang paling penting untuk diperhatikan adalah memilki i’tikad dan niat yang baik. Bermula dari i’tikad dan niat yang baik ini akan mendorong kunjungan yang dilakukan itu senantiasa terwarnai dengan rasa kesejukan dan kelembutan kepada pihak yang dikunjungi.

2. Tidak Memberatkan Bagi Tuan Rumah
Hendaknya bagi seorang tamu berusaha untuk tidak membuat repot atau menyusahkan tuan rumah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُقِيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمُهُ؟ قَالَ: يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْءَ لَهُ يَقْرِيهِ بِهِ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian saudaranya itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya: “Bagaimana bisa dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?” Beliau menjawab: “Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.” (HR. Muslim)

3. Memilih Waktu Berkunjung
Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan cermat waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan tetangganya. Serta menurut ustadz, waktu yang tepat adalah ba'da maghrib, karna itu bukan waktu istirahat, dan bisa dihentikan dengan datengnya waktu
sholat isya'

Dikatakan oleh shahabat Anas :
كَانَ رَسُولُ اللهِ لاَ يَطْرُقُ أَهْلَهُ لَيْلاً وَكَانَ يَأْتِيْهِمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً
“Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

4. Meminta Izin Kepada Tuan Rumah
Hal ini merupakan pengamalan dari perintah Allah di dalam firman-Nya (artinya): “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An Nur: 27)
Di dalam ayat tersebut, Allah memberikan bimbingan kepada kaum mukminin untuk tidak memasuki rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. Di antara hikmah yang terkandung di dalamnya adalah:
Untuk menjaga pandangan mata.

Para pembaca, dalam masalah meminta izin Rasulullah telah memberikan sekian petunjuk dan bimbingan kepada umatnya, di antaranya adalah:
 a. Mengucapkan salam

Diperintahkan untuk mengucapkan salam terlebih dahulu, sebagaimana ayat di atas (An Nur: 27).
Pernah salah seorang shahabat beliau dari Bani ‘Amir meminta izin kepada Rasulullah yang ketika itu beliau sedang berada di rumahnya. Orang tersebut mengatakan: “Bolehkah saya masuk?” Maka Rasulullah pun memerintahkan pembantunya dengan sabdanya:
اخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمْهُ الاسْتِئْذَانَ ، فَقُلْ لَهُ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَأَدْخُلُ ؟
“Keluarlah, ajari orang ini tata cara meminta izin, katakan kepadanya: Assalamu ‘alaikum, bolehklah saya masuk?
Sabda Rasulullah tersebut didengar oleh orang tadi, maka dia mengatakan:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَأَدْخُلُ؟
Akhirnya Nabi pun mempersilahkannya untuk masuk rumah beliau. (HR. Abu Dawud)
 
 
 


b. Meminta izin sebanyak tiga kali
Rasulullah bersabda:
الاسْتِئْذَانُ ثَلاَثٌ، فَإِنْ أُذِنَ لَكَ وَإِلاَّ فَارْجِعْ
“Meminta izin itu tiga kali, apabila diizinkan, maka masuklah, jika tidak, maka kembalilah.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
 

5. Mengenalkan Identitas Diri
Ketika Rasulullah menceritakan tentang kisah Isra’ Mi’raj, beliau bersabda: “Kemudian Jibril naik ke langit dunia dan meminta izin untuk dibukakan pintu langit. Jibril ditanya: “Siapa anda?” Jibril menjawab: “Jibril.” Kemudian ditanya lagi: “Siapa yang bersama anda?” Jibril menjawab: “Muhammad.” Kemudian Jibril naik ke langit kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya di setiap pintu langit, Jibril ditanya: “Siapa anda?” Jibril menjawab: “Jibril.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
 

NB: edit sedikit oleh editor 


semoga bermanfaat